Minggu, 23 April 2017

PENDEKATAN WALDROF DALAM TEKNIK PUPET, DRAMA, DAN TEKNIK KURA- KURA

     Pendekatan waldorf adalah pendekatan menurut steiner menciptakan teori tentang perkembangan anak terfokus pada raga, fisik yang di milikinya anak meniru orang dewasa yang ada di sekolahnya untuk mempelajari atau mengenali tentang dunia yang penting peode ini adalah eksplorasi fantasi dan khayalanya. Model pendekatan waldrof bertujuan meningkakan lingkungan pembelajaran yang sehat, tidak tergesa- gesa, sesuai dengan perkembangan anak usia dini. Ada pun teknik pupet merupan salah satu alat peraga atau media pembelajaran yang dapat menjadi alternative untuk meningkatkan kemampuan bercerita adalah mengunakan boneka tangan. Dalam hand pupet atau permainan ini bermanfaat untuk mengekspresikan emosi yang timbulkan pada pada diri setiap anak. Permainan mempunyai makna penting terhadap perkembangan anak yaitu berupa yang pertama mengembangkan daya khayal atau imajinasi pada anak dimana anak dapat berimajinasi sesuiai keingginan dan kemampuanya, mengali kreatifitas anak yaiu setiap guru harus mengeahui letak kreatifitas yang di milki setiap anak, melatih motorik kasar anak untuk bergerak agar perkembangan motorik kasarnya berkembang sesuai dengan tahapan umur pada anak, mengenalipersaan anak- anak kegiatan ini juga di bantu oleh media seperti permainan dimana guru harus peka dan mengetahui betul tentang persaan anak karena anak akan lebih mudah unuk di arahkan apabila guru sudah memahami betul tentang perasaan pada diri anak. Selajutnya teknik drama nilai penting permainan drama bagi perkembangan anak- anak dalam berfikir, berbicara, membentuk hubungan, hal- hal dari perspektif orang lain, dan mempelajari kemampuan sosial dan prososial menjadikanya teratas dalam kegiatan kurikulumharian. Ada pun contoh cara penerapan bermain drama yang di lakukan anak yaitu berupa yang pertama melakukan permainan simulative seorang diri di mana melatih keberanian dan kercayaan dalam diri anak, memberikan peran atau menerima peran yang di berikan yaitu mengajarkan pada anak untuk melatih kemampuan pada diri anak melalui peran drama yang di berikan pada anak, membutuhkan alat peraga terentu untuk melakukan permainan simulasi dalam hal ini mebutukan suatu alat peraga yang dimana benar-benar sesuai dengan permainan yang akan di perankan oleh anak, memerankan karakter dan tindakan terkait peran yaitu melakukan suatu drama sesuai dengan karakter dan tindakan peran yang akan di mainkan dalam drama tersebut, bisa berimajinasi dengan benda yaitu anak dapat menguasai untuk berimajinasi melalui sebuah benda yang di berikan pada anak. Teknik kura- kura yaitu suatu cara dimana mengajarkan tentang tahab- tahab disuatu cara untuk mempermudah anak memahami setiap karate. Ada pun langkah- langkah dalam teknik kura- kura sebagai berikut yaitu merespon isyara kata kura- kura dengan menarik lengan, kaki, dari kepala hingga hingga mendekati tubuh merupan suatu cara agar anak faham betul dengan teknik yang di ajarkan, mengabungkan respon ini dengan relaksi mengajakan anak untuk dapat mudah peka dalam hal segala respon yang di berikan oleh guru, mengunakan pemecahan masalah anak- anak dengan teknik berfikir konsuekuensi dari berbagai perilaku yang mungki nanti akan di gunakan dimana mengajarkan dalam menyelsaikan masalah yang pada diri anak iu sendiri tanpa di bantu oleh orang tua dan guru sehingga hanya mengarakannya saja jadi teknik- teknik disini dimana kita mengajarkan  untuk mengembangkan segala kempuan yang di miliki oleh anak sehingga saat anak bertambah umurnya perkembanganya sesuai dengan karakter yang di milkioleh setiap anak. Sekian artikel saya terima kasih dan semoga bermanfaat bagi yang membacanya. 

IDENTIFIKASI AUD DENGAN MASALAH PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL


     Perkembangan sosial menurut plato manusia di lahirkan sebagai makluk sosial. Sedangkan menurut syamsuddin mengungkapkan bahwa”sosialisasi adalah proses belajar untuk menjadi makluk sosial “. Perkembangan emosi maka setiap orang akan mengatakan bahwa ia pernah merasakanya, setiap orang bereaksi terhadap keberadaanya. Hidup manusia sanggat kaya akan pengalaman emosional. Hanya saja ada yang sangat kuat doronganya, adapula yang sangat samar sehingga ekspresinya tidak tampak. Ekspresi akankita kenali pada setiap jenjang usia mulai dari bayi hingga orang dewasa, baik lali-laki atau pun perempuan. Bagi seorang anak, kondisi emosi ini lebih mudah di ekpresikan melalui kondisi fisiknya. Jadi sebetulnya yang dimaksut dengan emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk.kita dapat mendefinisikan di atas memahami bahwa Emosi merupakan suatu keadaan yang kompleks, dapat berupa perasaan atau penggetaran jiwa yang di tandai dengan perubahan biologis yang muncul menyertai terjadinya suatu perilaku. Proses perkembangan sosial anak usia dini untuk  menjadi individu yang mampu bermasyarakat di perlukan tiga proses sosialisasi. Proses sosialisasi ini tampaknya terpisah, tetapi sebenarnya saling berhubungan satu sama lainya,sebagaimana yang di kemukakan oleh Hurlock yaitu sebagai berikut belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat di terima masyarakat, belajar memainkan peran sosial yang ada di masyrakat, mengembangkan sikap atau tingkah laku sosial terhadap individu laindan aktivita sosial yang ada dimasyarakat. Kelompok individu adalah mereka yang tingkah lakunya mencerminkan ketiga proses sosialisai. Mereka mampu mengikuti kelompok. Adakalanya mereka selalu menginginkan adanya orang lain dan merasa kesepian apabila berada seorang diri. Selain itu mereka mersa puas dan bahagia jika selalu mengiginkan adanya orang lain. Jika seseorang menunjukkan reaksi yang terus-menerus seperti itu atau sudah menjadi kebiasaan barulah di anggap sebagai tipe keperibadianya. Fungsi emosi pada perkembangan anak usia dini setelah kita mengetahui apa dan bagaimana mekanisme terjadinya emosi pada individu, selanjunya kita akan membahas tentang fungsi atau peranan emosi pada perkembangan anak. Funsi yang di maksut adalah sebagai berikut merupakan bentuk komunikasi sehingga anak data menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain. Menangis merupakan bentuk komunikasi anak dengan lingkunganya pada saat ia belum mampu mengutarakan perasaannya dalam bentuk verbal. Demikian ekspresi tertawa terbahak-bahak ataupun memeluk ibunya dengan erat. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyusuaian diri anak  dengan lingkungan sosialnya, seperti tingkah laku emosi anak yang ditampilkan tetang lingkungan sosialnya terhadap dirinya, emosi menyenangkan atau tidak menyenangkan, emosi yang mempengaruhi iklimpsikologis lingkungan, tingkah laku yang sama dan di tampilkan secara berulang dapat menjadi suatu kebiasaan, ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat mengahammbat atau mengganggu aktivitas motorik dan mental anak. Jadi setiap orag haruslah selalu meperhatikan perkembangan sosial emosional pada anak agar perkembanganya berjalan dengan baik dan benar. Sekian artikel saya semoga bermanfaat bagi yang membacanya dan terimakasih.

MEMBANGUN KARAKTER KEPRIBADIAN TANGGUH AUD


     Karakter dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sifat-sifat  kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan sesorang dari yang lain, tabiat, dan watak. Dalam hal ini harakter merupakan istilah yang menunjuk kepada aplikasi nilai-nilai kebaikan dalam bentuk tingkah laku. Walau pun istilah karakter dapat dapat menunjukkan kepada karakter baik atau karakter buruk,namun dlam aplikasi orang mengatakan berkarakter jika mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan dalam perilakunya. Bahwasanya orang yang berkarakter ialah orang yang dapat merespon segala sesuatu secara bermoral, yang dimanifestasikan dam bentuk tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri seseorang melaui pendidikan dan pengalaman yang menjadi nilai intristik yang melandasi sikap dan perilakunya. Tahap perkembangan anak saat usia antara 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut anak otak menerima dan menyarap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa anak-anak yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebutkan masa tersebut sebagai masa-masa emas anak.  Proses pembentukan karakter pada anak terbentuksaat anak berusia 3 sampai 10 tahun.  Pada saat inilah stimulasi-stimulasi akan berpengaruh pada pembentukan karakter anak. Karakter anak akan di bentuk seiring dengan berjalanya waktu dan semakin berkembangnya seorang anak. Membanggun karakter anak di perlukan semacam memberi ia hadiah apa pun entah itu sebuah pujian. Tetapi jika berperilaku buruk, beri juga ia hukuman. Karena saat ia berdaptasi dengan lingkungany nanti akan menjadi semacam kontrol sosial pada diri seorang anak, yang lazimnya jauh lebih efektif ketimbang sekedar kontrol internal membentuk karakter baik anak. Seorang pakar perubahan perilaku yang banyak melakukan risert untuk menghasilkan perilaku yang optimal.proses pembentukan karakter berlang enam area yaitu lingkungan, perilaku, kapabilitas, nilai-nilai dan keyakinan, identitas, dan spiritual. membangun kepribadian tangguh anak usia dini haruslah di tanamkan sejak awal pada anak yaitu seperti pendidikan keagamaan hal ini yang paling penting untuk di ajarkan pada anak karena seorang anak sanggat perlu siapa tuhanya, cara beribadah, dan bagaimana memohon berkat dan mengucap syukur.dan hal ini bisa di sampaikan pada anak melalui buku, sebuah gambar, dan cerita-cerita yang bisa menginspirasi anak yang berhubungan dengan ke agamaan tersebut. kualitas yang di terima seorang anak pada usia di bawah 10 tahun sebelum mempunyai fondasi yang kuat dalam hidup, cara berfikir, dan tingkah laku. Artinya semua hal tentang yang di liat didengar dan dirasakan olehnya selama masa pertumbuhan tersebut akan diserap semua olehnyaoleh piker dan dijadikan sebagai dasar dan prinsip hidupnya. Anak adalah peniru yang baik seorang anak membutuhkan figure seorang yang bisa ia kagumi yang dimana akan ditiru tindakan di dalam sehari- hari anak. Dan plihan utama bisanya adalah orang tua dan biasanya anak lebih percaya pada dilihat dari pada yang di katakana oleh seseorang. Dan seperti tiga perilaku dalam berkomunikasi sejak kecil seorang anak perlu dididik tiga perilaku dasar dalam komunikasi dan berbungan dengan orang lain. Pertama adalah harus belajar mengucapkan “ terima kasih” kepada siapa aja yang sudah memberi sesuatu kepadanya, kedua adalah harus belajar mengucapkan kata “ tolong “ apabila ingin meminta tolong kepada seseorang disekitarnya, dan ketiga terakhir adalah belajar mengucapkan kata “ maaf “ apa bila memang bersalah. Jadi untuk semua para orang tua apa bila mengginkanuntuk membentuk suatu karakter anak haruslah berhati- hati setiap segala sesuatu yang di lakukan oleh anak sehigga anak tumbuh kembang karaternya berkembang dengan baik sesuai dengan yang di inginkan oleh orang tua. Sekian artikel saya semoga bermanfaat bagi yang membacanya dan terimakasih.  

Jumat, 14 April 2017

VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE DAN BUILDING MORAL INTELEGENCE



     VCT merupakan metode menanam nilai (values) yang merujuk pada pendekatan nilai dengan cara sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh kejelasan/kemantapan nilai. Bahwasannya metode pembelajaran ini dengan cara mengklasifikasi nilai Value Clarification Techinique merupakan pengajaran untuk membentuk siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa. Sehingga dalam meneliti nilai siswa haruslah seteliti mungkin. Ada pun ke unggulan dan kelemahan dari metode ini yaitu dari segi keunggulan menurut kokasih yang pertama, mampu membina dan menanamkan nilai dan moral pada ranah internal side; mampu mengkalifikasikan/menggali dan mengungkapkan isi peran materi yang di sampaikan selanjutnya akan memudahkan bagi guru untuk menyampaikan makna pesan moral/nilai; mampu mengklasifikasikan nilai kualitas moral pada orang lain dan memahami nilai moral yang ada dalam kehidupan nyata; mampu mengundang, melibatkan, membina dan mengembangkan potensi diri siswa terutama mengembangkan potensi sikap; mampu memberikan sejumlah pengalaman belajar dari berbagai kehidupan; mampu menangkal, meniadakan, mengintervensi dan memadukan berbagai nilai moral dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri siswa; memberi gambaran nilai moral yang patut di terima dan menuntun serta memotivasi untuk hidup layak. Dan kelemahan dari metode ini yaitu, apabila guru tidak memiliki kemampuan melibatkan peserta didik dengan keterbukaan, saling mengerti dan penuh kehangatan maka siswa akan memunculkan sikap semu atau imitasi. Siswa akan bersikap menjadi sikap yang baik, sistem nilai yang dimiliki guru, siswa dan masyarakat yang kurang dapat mengganggu tercapainya target nilai yang akan di capai, sangat di pengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengajar terutama memerlukan kemampuan atau keterampilan bertanya tingkat tinggi yang mampu mengungkap dan menggali nilai yang ada dalam diri siswa; memerlukan kreatifitas guru dalam mengunakan media yang tersedia di langkungan terutama yang faktual sehingga menjadi dekat. Sedakan langkah-langkah dari metode ini ada 3 macam yang pertama kebebasan memilih (3 tahap) memilih secara bebas, memilih dari beberapa alternative, memilih setelah di lakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan timbul sebagai akibat pilihan. Kedua menghargai (2 tahap) adanya perasaan senang dan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya, sehingga nilai tersebut akan menjadi bagian integral dalam dirinya. Menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian integral dalam dirinya didepan umum. Dan terakhir ketiga berbuat (2 tahap) kemampuan dan kemampuan untuk mencoba melaksanakannya, mengulangi perilaku sesuai dengan nilai pilihannya. Building Moral Intelegence menurut Vernon menyebutkan 3 arti mengenai intelegensi, yang pertama berupa intelegensi adalah kapasitas bawaan yang diterima oleh anak dari orang tuanya melalui gen yang nantinya akan menentukan perkembangan mentalnya. Kedua istilah intelegensi mengacu pada pandai, cepat dalam bertindak, bagus dalam penalaran, serta efesien dalam aktifitas mental. Arti yang ke tiga dari inteligensi adalah umur mental dari suatu tes. Emotional intelelegence atau kecerdasan emosi merupakan kemampuan memahami perasaan orang lain, kemampuan motivasi diri sendiri dan kemampuan dalam mengelola emosi yang baik pada diri sendiri dan dalam hubunganya dengan orang lain. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan emotional intelegence yaitu bukan suatu kecerdasan warisan biologis, tetapi tumbuh dan berkembang melalui proses belajar seumur hidup yang dapat melalui pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang bersifat kongkrit dapat membangun kepribadian sesorang menjadi lebih baik. Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan pergaulan, tidak bersifat tetap dan dapat berubah setiap saat. Cara mengembangkan emotional intelegence melalui pendidikan berbasis karakter. Hal ini di dasarkan dari kerjas sama masyarakat dan negara. Dalam membuat keputusan bertanggung jawab akibat dari kesalahannya. Penerapan emotional intelegence dalam pembelajaran ada empat yaitu mengembangkan empati, mengajukan kejujuran integritas, menghargai privasi anak, dan mengajarkan berfikir keras. Jadi setiap ingin mengembangkan nilai moral anak, haruslah perlahan-lahan agar sesuai dengan keinginan yang di setujui. Sekian dari artikel saya semoga bermanfaat bagi yang membacanya dan terima kasih.   

Sabtu, 01 April 2017

HUBUNGAN REKAN ANAK-ANAK DAN PENYUSUAIAN PSIKOLOGIS ANAK


Pada umumnya seorang anak atau remaja memilki kebutuhan yang kuat untuk dapat di sukai dan di terima oleh teman. Mereka akan merasa senang saat di terima dan sebaliknya saat tidak di terima oleh teman mereka akan merasa cemas karena merasa di remehkan oleh teman- teman mereka. Sebagian dari mereka pandangan dari teman kepadanya paling penting karena kematangan entah masih anak-anak tau sudah remaja kurang lebih sama. Tetapi untuk di antara mereka yang berumuran sama sangatlah penting untuk perkembangan sosial mereka. Dan pertemanan di usia yang sama akan mudah terjadi di sekolah walau tidak di ajarkan tentang usia. Adapun salah satu fungsi yang terpenting dari teman sebaya adalah sebagai sumber informasi di dunia luar keluarga. Anak akan mendapatkan umpan balik dari temanya sangatlah penting untuk perkembangan sosialnya. Teman sebaya adalah lingkungan ke dua setelah keluarga yang di mana sangatlah berpengaruh  pada anak hingga mereka remaja nanti. Hubungan teman sebaya anak yang sudah begitu dekat dengan anak akan menjadi sahabat untuk anak tetapi hubungan di antara mereka sangatlah minim untuk bertahan lama karena di usia mereka mempunyai teman dekat atau seorang sahabat sangat membutuhkan dukungan dari pendidik dan orang tua. Karena bagi mereka sahabat itu hanya seperti teman biasa.dan hubungan persahatan pada anak akan meningkat saat usia mereka mendekati usia remaja. Persahatan telah mendukung di konseptualisasikan sebagai penting untuk anak karena untuk menyussuaikan psikologismereka secara interen dan dapat memberikan pengalaman positif pada mereka tentang persahabatan, pemeliharaan dan kasih sayang di antara mereka. Selain itu sahabat dapat membantu mereka dalammengatasi stress sehingga menguragi tingkat emosional di antara mereka.jadi anak anak akan mudah mendapatkan hiburan saat mereka merasa sters. Jadi bagi setiaporang tua dan pendidik janganlah melarang mereka apabila inggin dekat dengan temanya selagi kedekatan mereka membawa kebaikan di antara mereka. Agar perkembangan sosial anak berkembang secara baik tanpa ada paksaan dari orang di sekitarnya. Sekian artikel saya semoga bermanfaat bagi yang membacanya dan terima kasih.