Sabtu, 18 Maret 2017

PENDEKATAN METODE DAN TEKNIK PENGEMBANGAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI



Pendekatan pembelajaran dapat di artikan berupa titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran terhadap pandangan tentang suatu pandangan yang bersifat umum. adapun beberapa pendekatan khusus dalam mendidik anak usia dini yaitu pendekatan high scope yang di kembangkan oleh david weikart bahwasanya pendekatan ini sudah di gunakan sejak pada tahun 1962 dan metode ini di gunakan pada saat studi longitudinal hingga seseorang berusia 40 tahun. Pendekatan ini menjelaskan bahwa anak mempunyai hubungan sosial dan emosional yang baik dalam melibatkan anak sebagai pembelajaran bagi anak yang aktif  yang dimana memberi kesempatan pada anak untuk memilih kegiantan bermainya sendiri , pendekatan menurut erikson yaitu membangun konsep pada diri anak, memotivasi anak untuk berksperimen, eksplorasi dan motivasi intrinsik, pendekatan mentosori yaitu pengembangan anak secara individual dan melibatkan pada keterampilan inelektual secara umum seperti pengembangan konsentrasi keterampilan berbahasa, membaca dan menulis,jadi anak belajar mata pelajarannya secara khusus, pendekatan BCCT merupan pedekatan yang di kembangan melalui hasil teoritik dan pengalaman yang merupakan pengan diri dan mentossori, dan terakhir yaitu pendekatan regggio Emilia approach/ REA yaitu suatu cara bagaimana menciptakan kondisi pembelajaran yang akan mendorong dan mefalitasi  anak untuk membangun kekuaan berfikirnya agar dapat membangun seluruh bahasa ekspresif, kominikatif, dan kognitif pada anak. Dan adapun pengembangan social emosi pada anak usia dini ini yaitu bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan interprasional hendaklah orang tua dan pendidik menumbuhkan hal tersebut dengan mengembangkannya. Berikut ada beberapa cara mengembangkan aspek sosial dan emosi pada anak usia dini yaitu yang pertama melalui keterampilan seringkali di ucapkan oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari- hari, keterampilan merupakan upaya untuk metransformasikan sebagai kecakapan pada anak usia dini agar anak mampu menyelsaikan tugas perkembangan social dan emosi pada anak. Lalu melalui kegiatan pembiasan yaitu merupan usaha yang di lakukan pada seseorang atau kelompok untuk membiasakan agar melakukanya dalam kehidupan sehari- hari, Melalui kegiatan bermain sosial mempunyai makna segai suatu cara mensolisasikan diri. Adapun juga teknik pengembangkan social emosional anak usia dini yaitu dengan cara digunakan untu mengimplementasikan suatu meode dengan secara spesifik. Adapun cara yang dapa digunakan untuk mengembangkan social emosional anak sebagai berikut yaitu melalui game karena dapat mengajarkan anak ketrampilan social yang sangat berguna bagi anak. Dan melalui buku karena merupan salah satu benda yang sangat istimewa jika anak melihat orang tua tau sesorang di lingkunganya menyukai sebuah buku maka  dapat membuat anak menganggap sebagai teman yang sanga baik karena dapat bermanfaat  untuk diri anak sendiri. Jadi sebenarnya pendekatan dan pengembang pada anak usia dini ada banyak cara yang dapat digunakan oleh orang tua dan pendidik sehingga dapat memantau semua segala perkembangan emosional anak hingga anak dapat mulai terbiasa beradaptasi dengan baik di sekitar masyarakat nantinya. Sekian arikel saya semoga bermanfaat bagi yang membacanya dan terimakasih.            

Minggu, 12 Maret 2017

PENDIDIKAN MORAL DARI BEBERAPA PERSPEKTIF

     Pengetahuan moral merupakan pangkal pokok dari sisi kemanusiaan kita, untuk menciptakan moral yang baik bagi anak adalah mmenciptakan komunikasi yang harmonis atar orang tua dan anak, Karena itu akan menjadi bekal terpenting dalam pembentukan moral pada anak. Kebanyakan ketika anak beranjak remaja atau dewasa, tidak mengingat ajaran-ajaran moral diakibatkan tidak adanya ruang komunikasi diantara anak antara orang tua sebagai guru yang pertama yang memberi ia ilmu tentang moral yang dimana nantinya akan di bawa oleh anak hingga nanti seiring pertumbuhannya hingga dewasa nanti. Jadi, titik terpenting dalam membentuk moral sang anak yaitu lingkungan sekitar rumah, setelah itu lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar. Namun ketika ketika lingkungan rumahnya sudah tidak nyaman, biasanya anak akan menjadi marah saat di luar rumah. Oleh sebab itu, agar tidak terjadi hal seperti itu suda sewajibnya orang tua membimbing interaksi saat komunikasi yang baik dengan sang anak supaya di masa mendatang saat mereka memiliki masalah akan meminta bantuan untuk menyelsaikan masalahnya pada orang tuanya. Apabila kita membahas tentang moral berasal dari lati yaitu berupa mores yang merupakan bentuk jamak perkataan mos yang berarti adat kebiasaan. Tetapi menurut Bahasa Indonesia yaitu penentuan baik buruk terhadap perbuatan mapun kelakuan. moral berhubungan dengan moralitas yang berarti sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan perilaku sopan satun. Standar moral adalah yang berhubungan dengan persoalan yang bisa dianggap serius, berdasarkan penalaran pada seseorang. Adapun perkembangan moral yaitu perubahan penalaran, perasaan, dan yang menadasar entah itu salah maupun benar. Dan seorang guru tau pendidik taman kanak-kanak haruslah mengamati tahapan hetero- nomous Karena pada tahap ini anak-anak masih sangat mudah untuk terpengaruh dengan hal-hal pada lingkunganya. Piaget berpendapat bahwa dalam perkembangan anak juga dapat lebih pintar dalam perkembagan berfikir seperti tentang permasahan social. Pemahaman social ini sudah di yakini oleh piaget bahwa reaksi dengan teman sebaya yang paling mudah untuk memberi dan menerima. Menurut kholberg mora merupakan suatu dasar yang bersifat etis, ia meniliti semula dari piaget lalu meneruskan atau memperluas padangan dasar ini, dengan mempergunakan cerita-cerita tentang dilemma moral dalam penelitian beliau. Ia melakuan penitian ini berkisar selama 14 tahun . saat pengukuran tentang pemahaman moral development bahwa metode alternative harus di pergunakan unuk mendapatkann informasi tentang pemikiran moral dari pada hanya mempergunakan satu metode. Namun dari sebuah penelitian di ketahui bahwa dilemma moral yang di alami pada orang dewasa yaitu tentang pertemanan, keluarga dan kekuasaan. Menurut dari segi budaya moral di simpulka bahwa moral lebih di tentuka pada nilai dan keyakinan dalam suatu budaya. Perilaku moral yaitu perlaku yang sesuai dengan moral kelompok sosial. moral pada sesorang berdasarkan perkembangan perkembangan moral pada penalaraya , Karena terkadang pengertian moral setiap orang itu berbeda- beda dan orang lain yang  mempunyai pemahaman yang berbeda tidak bisa melarang atau  memaksanya, jadi rubahlah pemahan moral menurut keyakinan kita masing- masing Karena yang menentukan perkembangan moral pada anak kita adalah diri kita sendiri atau dengan bantuan orang lain terutama dari pihak keluarga kita sendiri. Sekian artikel saya terimakasih semoga bermanfaat bagi yang membacanya.

Minggu, 05 Maret 2017

KOMPETENSI SOSIOEMOSIONAL DAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA DINI



Kompetensi sosial emosional adalah kemampuan anak untuk mengenal orang lain serta lingkungan sekitar dengan melibatkan emosi yang dimilikinya. Perkembangan sosial anak di mulai dari sifat egoistrik, individual,dan kearah interaktif komunal. Tetapi selanjutnya anak mulai berinteraksi dengan anak lain, mulai bermain bersama. Perkembangan sosial meliputi dua aspek penting yaitu kompetensi sosial dan tangung jawab sosial. Emosi merupakan persaan yang melibatkan perpaduan antara gejolak fisiologi dan perilaku yang terlihat. Kemampuan sosio emosional yang harus di kuasai anak usia 3-4 tahun adalah anak dapat mengespresikan wajah saat sedih, marah, takut, dan sebagainya, bisa menjadi pendengar dan pembicaraan yang baik , membereskan mainan setelah selsai bermain. Kemampuan yang ingin di capai dalam aspek sosioemosional adalah kemampuan mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peran masyarakat dan lain sebagainya. Menurut children resources internasional ketrampilan sosial dan emosoional anak usia 3-4 tahun yaitu sebagai berikut : memilih teman bermain, memulai interaksi sosial dengan anak lain, berbagi mainan atau makanan, meminta izin untuk memakai benda orang lain, menikmati kedekatan sementara dengan salah satu teman, menunjukkan kebangaan terhadap keberhasilanya, dapat membuat sesuatu karena imajinasi dominan dan lain- lain. Tetapi bila menurut auerbach keterampilan anak usia 4 tahun tentang perilaku sosial emosional yaitu agresif tidak terkontrol, mulai menyukai orang tua dari lawan jenis, bahasa tambahan saat marah, mengolok-ngolok, merayu jika tidak mendapatkan apa yang di inginkan merasa mandiri dan seringkali menegaskanya, menyombongkan ayah dan lain-lain sebagainya. Sebagaimana cirri yang dilakukannya belajar adalah perubahan, baik perubahan dalam pengetahuan, kecakapan maupun tingkah laku menuju tercapainya tujuan pendidikan yang di cita-citakan bersama. Dalam proses mengajar baik guru maupun murid mengiginkan hasil yang terbaik. Adanya pengaruh dari diri siswa merupakan hal yang wajar dan logis. Sebab belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku individu yang di minati. Oleh karena itu siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berpretasi , dari segala usaha yang di raih tau di capainya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada anak usia dini yaitu:
a.      a.    Faktor internal
Faktor yang mempengaruhi disini adalah semua faktor yang ada pada diri pribadi siswa, baik yang berhubungan fisik atau psikis. aspek psikis antara lain adalah pembawaan, keadaan emosi, kemauan. Sedangkan aspek fisik beruka keadaan alat indra, kesehatan, jasmani, dan tubuh. Demikianlah faktor intern yang mempengaruhi prestasi belajar dengan berbagai aspek yang ada. Hal seperti ini butuh perlu mendapatkan banyak perhatian untuk semua pendidik tau orag tua pada murid agar faktor dapat saling berhungan dengan proses belajar pada murid atau anak.
b.      b.    Faktor eksternal
Di samping faktor internal dengan seperti yang di jelaskan di atas, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak adalah faktor eklsternal. Faktor ini berupa keadaan dan situasi yang terdapat pada diri pribadi anak. Ada pun faktor ini terdiri dari faktor lingkungan sekolah, dan lingkungan pada masyrakat. Masaysrakat yang berpengetahuan kurang cukup baik, akan sangat berpengaruh pada diri anak dalam proses segala perkembangan yang berhubungan pada lingkunganya demikian faktor eksternal dengan berbagai aspek yang berperan dalam kegiatan tau proses belajar anak.
Berdasarkan dari uraian di atas, dapat menjelaskan pada kita bahwa dalam melasaknakan pendidikan harus memperhatikan kondisi fisik, kondisi psikis dan faktor lain yang terlibat dalam proses keberhasilan belajar anak. Jadi antara guru , orang tua dan masayarakat harus saling berkerjasama agar kompetensi dan prestasi pada anak berjalan dengan baik hingga pada perkembangan selanjutnya saat ia berganti kelas mau pun sekolah bisa berjalan dengan baik juga. Sekian artikel saya terimakasih dan semoga bermanfaat bagi yang membacanya.