Pendekatan
pembelajaran dapat di artikan berupa titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran terhadap pandangan tentang suatu pandangan yang bersifat
umum. adapun beberapa pendekatan khusus dalam mendidik anak usia dini yaitu
pendekatan high scope yang di kembangkan oleh david weikart bahwasanya
pendekatan ini sudah di gunakan sejak pada tahun 1962 dan metode ini di gunakan
pada saat studi longitudinal hingga seseorang berusia 40 tahun. Pendekatan ini
menjelaskan bahwa anak mempunyai hubungan sosial dan emosional yang baik dalam
melibatkan anak sebagai pembelajaran bagi anak yang aktif yang dimana memberi kesempatan pada anak untuk
memilih kegiantan bermainya sendiri , pendekatan menurut erikson yaitu
membangun konsep pada diri anak, memotivasi anak untuk berksperimen, eksplorasi
dan motivasi intrinsik, pendekatan mentosori yaitu pengembangan anak secara
individual dan melibatkan pada keterampilan inelektual secara umum seperti
pengembangan konsentrasi keterampilan berbahasa, membaca dan menulis,jadi anak
belajar mata pelajarannya secara khusus, pendekatan BCCT merupan pedekatan yang
di kembangan melalui hasil teoritik dan pengalaman yang merupakan pengan diri
dan mentossori, dan terakhir yaitu pendekatan regggio Emilia approach/ REA
yaitu suatu cara bagaimana menciptakan kondisi pembelajaran yang akan mendorong
dan mefalitasi anak untuk membangun
kekuaan berfikirnya agar dapat membangun seluruh bahasa ekspresif, kominikatif,
dan kognitif pada anak. Dan adapun pengembangan social emosi pada anak usia
dini ini yaitu bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan
interprasional hendaklah orang tua dan pendidik menumbuhkan hal tersebut dengan
mengembangkannya. Berikut ada beberapa cara mengembangkan aspek sosial dan
emosi pada anak usia dini yaitu yang pertama melalui keterampilan seringkali di
ucapkan oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari- hari, keterampilan merupakan
upaya untuk metransformasikan sebagai kecakapan pada anak usia dini agar anak
mampu menyelsaikan tugas perkembangan social dan emosi pada anak. Lalu melalui
kegiatan pembiasan yaitu merupan usaha yang di lakukan pada seseorang atau
kelompok untuk membiasakan agar melakukanya dalam kehidupan sehari- hari, Melalui
kegiatan bermain sosial mempunyai makna segai suatu cara mensolisasikan diri.
Adapun juga teknik pengembangkan social emosional anak usia dini yaitu dengan
cara digunakan untu mengimplementasikan suatu meode dengan secara spesifik.
Adapun cara yang dapa digunakan untuk mengembangkan social emosional anak
sebagai berikut yaitu melalui game karena dapat mengajarkan anak ketrampilan
social yang sangat berguna bagi anak. Dan melalui buku karena merupan salah
satu benda yang sangat istimewa jika anak melihat orang tua tau sesorang di
lingkunganya menyukai sebuah buku maka dapat membuat anak menganggap sebagai teman
yang sanga baik karena dapat bermanfaat untuk diri anak sendiri. Jadi sebenarnya
pendekatan dan pengembang pada anak usia dini ada banyak cara yang dapat
digunakan oleh orang tua dan pendidik sehingga dapat memantau semua segala
perkembangan emosional anak hingga anak dapat mulai terbiasa beradaptasi dengan
baik di sekitar masyarakat nantinya. Sekian arikel saya semoga bermanfaat bagi
yang membacanya dan terimakasih.
Sabtu, 18 Maret 2017
Minggu, 12 Maret 2017
PENDIDIKAN MORAL DARI BEBERAPA PERSPEKTIF
Pengetahuan moral merupakan pangkal pokok dari
sisi kemanusiaan kita, untuk menciptakan moral yang baik bagi anak adalah
mmenciptakan komunikasi yang harmonis atar orang tua dan anak, Karena itu akan
menjadi bekal terpenting dalam pembentukan moral pada anak. Kebanyakan ketika
anak beranjak remaja atau dewasa, tidak mengingat ajaran-ajaran moral
diakibatkan tidak adanya ruang komunikasi diantara anak antara orang tua
sebagai guru yang pertama yang memberi ia ilmu tentang moral yang dimana
nantinya akan di bawa oleh anak hingga nanti seiring pertumbuhannya hingga
dewasa nanti. Jadi, titik terpenting dalam membentuk moral sang anak yaitu
lingkungan sekitar rumah, setelah itu lingkungan sekolah dan masyarakat
sekitar. Namun ketika ketika lingkungan rumahnya sudah tidak nyaman, biasanya
anak akan menjadi marah saat di luar rumah. Oleh sebab itu, agar tidak terjadi
hal seperti itu suda sewajibnya orang tua membimbing interaksi saat komunikasi
yang baik dengan sang anak supaya di masa mendatang saat mereka memiliki
masalah akan meminta bantuan untuk menyelsaikan masalahnya pada orang tuanya.
Apabila kita membahas tentang moral berasal dari lati yaitu berupa mores yang
merupakan bentuk jamak perkataan mos yang berarti adat kebiasaan. Tetapi menurut
Bahasa Indonesia yaitu penentuan baik buruk terhadap perbuatan mapun kelakuan.
moral berhubungan dengan moralitas yang berarti sopan santun, segala sesuatu
yang berhubungan dengan perilaku sopan satun. Standar moral adalah yang berhubungan
dengan persoalan yang bisa dianggap serius, berdasarkan penalaran pada
seseorang. Adapun perkembangan moral yaitu perubahan penalaran, perasaan, dan
yang menadasar entah itu salah maupun benar. Dan seorang guru tau pendidik
taman kanak-kanak haruslah mengamati tahapan hetero- nomous Karena pada tahap
ini anak-anak masih sangat mudah untuk terpengaruh dengan hal-hal pada
lingkunganya. Piaget berpendapat bahwa dalam perkembangan anak juga dapat lebih
pintar dalam perkembagan berfikir seperti tentang permasahan social. Pemahaman
social ini sudah di yakini oleh piaget bahwa reaksi dengan teman sebaya yang
paling mudah untuk memberi dan menerima. Menurut kholberg mora merupakan suatu
dasar yang bersifat etis, ia meniliti semula dari piaget lalu meneruskan atau
memperluas padangan dasar ini, dengan mempergunakan cerita-cerita tentang
dilemma moral dalam penelitian beliau. Ia melakuan penitian ini berkisar selama
14 tahun . saat pengukuran tentang pemahaman moral development bahwa metode
alternative harus di pergunakan unuk mendapatkann informasi tentang pemikiran
moral dari pada hanya mempergunakan satu metode. Namun dari sebuah penelitian
di ketahui bahwa dilemma moral yang di alami pada orang dewasa yaitu tentang
pertemanan, keluarga dan kekuasaan. Menurut dari segi budaya moral di simpulka
bahwa moral lebih di tentuka pada nilai dan keyakinan dalam suatu budaya.
Perilaku moral yaitu perlaku yang sesuai dengan moral kelompok sosial. moral
pada sesorang berdasarkan perkembangan perkembangan moral pada penalaraya ,
Karena terkadang pengertian moral setiap orang itu berbeda- beda dan orang lain
yang mempunyai pemahaman yang berbeda
tidak bisa melarang atau memaksanya,
jadi rubahlah pemahan moral menurut keyakinan kita masing- masing Karena yang
menentukan perkembangan moral pada anak kita adalah diri kita sendiri atau
dengan bantuan orang lain terutama dari pihak keluarga kita sendiri. Sekian
artikel saya terimakasih semoga bermanfaat bagi yang membacanya.
Minggu, 05 Maret 2017
KOMPETENSI SOSIOEMOSIONAL DAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA DINI
Kompetensi
sosial emosional adalah kemampuan anak untuk mengenal orang lain serta
lingkungan sekitar dengan melibatkan emosi yang dimilikinya. Perkembangan
sosial anak di mulai dari sifat egoistrik, individual,dan kearah interaktif
komunal. Tetapi selanjutnya anak mulai berinteraksi dengan anak lain, mulai
bermain bersama. Perkembangan sosial meliputi dua aspek penting yaitu
kompetensi sosial dan tangung jawab sosial. Emosi merupakan persaan yang melibatkan
perpaduan antara gejolak fisiologi dan perilaku yang terlihat. Kemampuan sosio
emosional yang harus di kuasai anak usia 3-4 tahun adalah anak dapat
mengespresikan wajah saat sedih, marah, takut, dan sebagainya, bisa menjadi
pendengar dan pembicaraan yang baik , membereskan mainan setelah selsai
bermain. Kemampuan yang ingin di capai dalam aspek sosioemosional adalah
kemampuan mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peran masyarakat dan lain
sebagainya. Menurut children resources internasional ketrampilan sosial dan
emosoional anak usia 3-4 tahun yaitu sebagai berikut : memilih teman bermain,
memulai interaksi sosial dengan anak lain, berbagi mainan atau makanan, meminta
izin untuk memakai benda orang lain, menikmati kedekatan sementara dengan salah
satu teman, menunjukkan kebangaan terhadap keberhasilanya, dapat membuat
sesuatu karena imajinasi dominan dan lain- lain. Tetapi bila menurut auerbach
keterampilan anak usia 4 tahun tentang perilaku sosial emosional yaitu agresif
tidak terkontrol, mulai menyukai orang tua dari lawan jenis, bahasa tambahan
saat marah, mengolok-ngolok, merayu jika tidak mendapatkan apa yang di inginkan
merasa mandiri dan seringkali menegaskanya, menyombongkan ayah dan lain-lain
sebagainya. Sebagaimana cirri yang dilakukannya belajar adalah perubahan, baik
perubahan dalam pengetahuan, kecakapan maupun tingkah laku menuju tercapainya
tujuan pendidikan yang di cita-citakan bersama. Dalam proses mengajar baik guru
maupun murid mengiginkan hasil yang terbaik. Adanya pengaruh dari diri siswa
merupakan hal yang wajar dan logis. Sebab belajar pada hakekatnya adalah
perubahan tingkah laku individu yang di minati. Oleh karena itu siswa harus
merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berpretasi , dari segala
usaha yang di raih tau di capainya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar pada anak usia dini yaitu:
a. a. Faktor
internal
Faktor
yang mempengaruhi disini adalah semua faktor yang ada pada diri pribadi siswa,
baik yang berhubungan fisik atau psikis. aspek psikis antara lain adalah
pembawaan, keadaan emosi, kemauan. Sedangkan aspek fisik beruka keadaan alat
indra, kesehatan, jasmani, dan tubuh. Demikianlah faktor intern yang
mempengaruhi prestasi belajar dengan berbagai aspek yang ada. Hal seperti ini
butuh perlu mendapatkan banyak perhatian untuk semua pendidik tau orag tua pada
murid agar faktor dapat saling berhungan dengan proses belajar pada murid atau
anak.
b. b. Faktor
eksternal
Di
samping faktor internal dengan seperti yang di jelaskan di atas, faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar anak adalah faktor eklsternal. Faktor ini berupa
keadaan dan situasi yang terdapat pada diri pribadi anak. Ada pun faktor ini
terdiri dari faktor lingkungan sekolah, dan lingkungan pada masyrakat.
Masaysrakat yang berpengetahuan kurang cukup baik, akan sangat berpengaruh pada
diri anak dalam proses segala perkembangan yang berhubungan pada lingkunganya
demikian faktor eksternal dengan berbagai aspek yang berperan dalam kegiatan
tau proses belajar anak.
Berdasarkan
dari uraian di atas, dapat menjelaskan pada kita bahwa dalam melasaknakan
pendidikan harus memperhatikan kondisi fisik, kondisi psikis dan faktor lain
yang terlibat dalam proses keberhasilan belajar anak. Jadi antara guru , orang
tua dan masayarakat harus saling berkerjasama agar kompetensi dan prestasi pada
anak berjalan dengan baik hingga pada perkembangan selanjutnya saat ia berganti
kelas mau pun sekolah bisa berjalan dengan baik juga. Sekian artikel saya
terimakasih dan semoga bermanfaat bagi yang membacanya.
Langganan:
Postingan (Atom)