Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
yang berkembang sedemikian rupa per- kembangan emosi, intelektual dan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek– aspek perkembangan
individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan
fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir.
Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi
secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap
individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia
lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau
perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang
lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan,
nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut
oleh individu.
Dalam makalah ini penulis membatasi penulisan makalah pada perkembangan anak
khususnya siswa fase remaja . Karena Masa remaja merupakan segmen kehidupan
yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi
yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.
Masa remaja adalah suatu periode peralihan diri dari masa
kanak-kanak kepada masa dewasa. Masa remaja juga sebagai usia bermasalah.
Akhirnya para remaja mengalami kesualitan dalam mengatasi masalah yang
dihadapi. Kesulitan-keuslitan yang dihadapi remaja menurut Rumke bersumber dari
3 masalah, yaitu :
- Masalah
individuasi : kesulitan daalam mewujudkan dirinya sebagai seorang yang
dewasa.
- Regulasi
: ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan perubahan dibidang fisik dan
seksualnya.
- Masalah
Integrasi : kesulitan menyesuaikan sikap dan perilakunya dilingkungannya /
mencari identitas diri.
Masa Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa
anak-anak ke masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai
tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada
wanita. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurut
klasifikasi World Health Organization (WHO)..“Remaja”. Kata itu menurut remaja
sendiri adalah kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya
“dunia” tersendiri yang sukar dijamah oleh orang tua. Kata remaja berasal dari
bahasa latin yaitu adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja)
yang berarti “tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai
arti yang cukup luas: mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
( Piaget ). Dengan mengatakan poin- poin sebagai berikut secara psikologis masa
remaja :
- Usia
dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
- Usia
dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua
melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya masalah
hak.
- Integrasi
dalam masyarakat dewasa mempunyai banyalah aspek afektif.
- Kurang
lebih berhubungan dengan masa puber.
- Transformasi
intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk
mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.
Salah
satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa
masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir
pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua
yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada
saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 17
tahun, sedangkan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai dengan 18
tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum.Perkembangan
remaja Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik
maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa,
moral dan agama.
1. Perkembangan fisik
Dalam
perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh
berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai
dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas
remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
Pada masa remaja primer ditandai dengan sangat cepatnya
pertumbuhan testis yaitu pada tahun pertama dan kedua. Kemudian tumbuh secara lebih
lambat, dan mencpai ukuran matangnya pada usia 20 tahun. Lalu penis luai
bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostate semakin membesar.
Matangnya organ-organ seks tersebut memungkinkan remaja pria (sekitar 14-15
tahun) mengalami “mimpi basah”. Pada remaja wanita, kematangan orga-organ
seksnya ditandai dengan tumbuhnya rahim vagina dan ovarium secara cepat pada
masa sekitar 11-15 tahun untuk pertama kalinya mengalami “menarche”
(menstruaasi pertama). Menstruasi awal sering disetai dengan sakit kepala,
sakit punggung dan kadang-kadang kejang serta merasa lelah, depresi dan mudah
tersinggung. Pada remaja ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik/bulu kopak
disekitar kemaluan dan ketiak, terjadi prubahan suara, tumbuh kumis dan
tumbuh gondok laki / jakun. Sedangakan pada wanita ditandai dengan tumbuh
rambut pubik/ bulu kapok disekitar kemaluan dan ketiak, bertambah besar buah
dada dan bertambah besarnya pinggul. Tahapan perkembangan pada masa remaja
yaitu
Perkembangan
intelektual, (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja
tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu
berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas.
Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif
yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja
dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi
dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir
yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis
dan kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk
mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal. Perkembangan sosial,
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan
diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini
meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian
menghadapi orang lain, dan lain-lain. Perkembangan sosial pada masa remaja
berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik
menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga
mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau
lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini
berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman
sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan
misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga
beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman
sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja
diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk
mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.Berikut ini ciri-ciri penyesuaian
sosial remaja, diantaranya :
a.
Di Lingkungan Keluarga
- Menjalin
hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya
- Menerima
otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)
- Menerima
tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga
- Berusaha
membantu anggaran kalau sebagai individu atau kelompok
b.
Di Lingkungan Sekolah
- Bersikap
respek dan mentaati peraturan
- Berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan sekolah
- Menjalin
persahabatan dengan teman sebaya
- Hormat
kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain
- Berprestasi
di sekolah
c.
Di Lingkungan Masyarakat
- Respek
terhadap hak-hak orang lain
- Menjalin
dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau orang lain
- Bersikap
simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang lain
- Respek
terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan masyarakat.
2.
Aspek Emosi (Afektif)
Perkembangan aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa
remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal
ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa
bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa
remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan
berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan
permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir (18– 21 tahun). Pada
masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua (ambivalensi) maka
pada masa remaja akhir anak telah memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan.
Mencapai kematangan emosial merupakan tugas yang sulit bagi remaja. Proses
pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya,
terutama lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan
tersebut kondusif maka akan cenderung dapat mencapai kematangan emosional yang
baik, seperti adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati, senang menolong orang
lain, hormat dan menghargai orang lain, ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah
tersinggung, tidak agresif, optimis ). Perubahan pada masa remaja,Ciri
utama pada masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan. Perubahan-perubahan
tersebut antara lain:
PerubahanFisik, Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan
proses kematangan seksual. Beberapa kelenjar yang mengatur fungsi seksualitas
pada masa ini telah mulai matang dan berfungsi. Disamping itu tanda-tanda
seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri remaja.Perubahan Intelek Menurut
perkembangan kognitif yang dibuat oleh Jean Piaget, seorang remaja telah
beralih dari masa konkrit-operasional ke masa formal-operasional. Pada masa konkrit-operasional,
seseorang mampu berpikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang
bersifat konkrit, sedang pada masa formal operasional ia sudah mampu berpikir
se-cara sistematis terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotetis. Pada
masa remaja, seseorang juga sudahdapatberpikirsecarakritis.PerubahanEmosi Pada
umumnya remaja bersifat emosional. Emosinya berubah menjadi labil. Menurut
aliran tradisionil yang dipelopori oleh G. Stanley Hall, perubahan ini terutama
disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada kelenjar-kelenjar hor-monal. Namun
penelitian-penelitian ilmiah selanjutnya menolak pendapat ini. Sebagai contoh,
Elizabeth B. Hurlock menyatakan bahwa pengaruh lingkungan sosial terhadap
per-ubahan emosi pada masa remaja lebih besar artinya bila dibandingkan dengan
pengaruh hormonal. Perubahan Sosial Pada masa remaja, seseorang memasuki status
sosial yang baru. Ia dianggap bukan lagi anak-anak. Karena pada masa remaja
terjadi perubahan fisik yang sangat cepat sehingga menyerupai orang dewasa,
maka seorang remaja juga sering diharapkan bersikap dan bertingkahlaku seperti
orang dewasa. Pada masa remaja, seseorang cenderung untuk menggabungkan diri
dalam ‘kelompok teman sebaya’. Kelompok sosial yang baru ini merupakan tempat
yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan mereka juga sangat
kuat, bahkanseringkalimelebihipengaruhkeluarga. kelompok remaja bersifat
positif dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih
cara mereka bersikap, bertingkahlaku dan melakukan hubungan sosial. Namun
kelompok ini juga dapat bersifat negatif bila ikatan antar mereka menjadi
sangat kuat sehingga kelakuan mereka menjadi “overacting’ dan energy mereka disalurkan
ketujuan yang bersifat merusak. Perubahan Moral Pada masa remaja terjadi
perubahan kontrol tingkah laku moral: dari luar menjadi dari dalam. Pada masa
ini terjadi juga perubahan dari konsep moral khusus menjadi prinsip moral umum
pada remaja. Karena itu pada masa ini seorang remaja sudah dapat diharapkan
untuk mempunyai nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkah laku moralnya.
Walaupun demikian, pada masa remaja, seseorang juga mengalami kegoyahan tingkah
laku moral. Hal ini dapat dikatakan wajar, sejauh kegoyahan ini tidak terlalu
menyimpang dari moraliatas yang berlaku, tidak terlalu merugikan masyarakat,
serta tidak berkelanjutan setelah masa remaja berakhir. Perubahan Kepribadian
Masa Remaja Kepribadian pada masa remaja cenderung untuk memeperbaikinya,
remaja berpandangan bahwa kepribadian yang baik akan memudahkan mereka untuk
berhubungan sosial dan bisa lebih diterima. Kondisi – kondisi yang mempengaruhi
konsep diri : usia kematangan pada remaja, penampilan diri, kepatutan seks,
nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya, kreativitas dan
cita-cita.
Pada awal manusia dilahirkan belum
bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi
dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan
pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain
telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal
manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan
arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar
suara keras) dan kasih sayang. Sueann Robinson Ambron (Budiamin dkk,
2000:132) menyatakan bahwa sosialisasi itu sebagai proses belajar yang
membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi
anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif. Hubungan sosial mulai
dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang
sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi
kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat
kompleks.
Dari kutipan diatas dapat dimengerti bahwa
semakin bertambah usia anak maka semakin kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka
semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah
makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi
dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang
dimiliki oleh manusia.