Jumat, 14 April 2017

VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE DAN BUILDING MORAL INTELEGENCE



     VCT merupakan metode menanam nilai (values) yang merujuk pada pendekatan nilai dengan cara sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh kejelasan/kemantapan nilai. Bahwasannya metode pembelajaran ini dengan cara mengklasifikasi nilai Value Clarification Techinique merupakan pengajaran untuk membentuk siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa. Sehingga dalam meneliti nilai siswa haruslah seteliti mungkin. Ada pun ke unggulan dan kelemahan dari metode ini yaitu dari segi keunggulan menurut kokasih yang pertama, mampu membina dan menanamkan nilai dan moral pada ranah internal side; mampu mengkalifikasikan/menggali dan mengungkapkan isi peran materi yang di sampaikan selanjutnya akan memudahkan bagi guru untuk menyampaikan makna pesan moral/nilai; mampu mengklasifikasikan nilai kualitas moral pada orang lain dan memahami nilai moral yang ada dalam kehidupan nyata; mampu mengundang, melibatkan, membina dan mengembangkan potensi diri siswa terutama mengembangkan potensi sikap; mampu memberikan sejumlah pengalaman belajar dari berbagai kehidupan; mampu menangkal, meniadakan, mengintervensi dan memadukan berbagai nilai moral dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri siswa; memberi gambaran nilai moral yang patut di terima dan menuntun serta memotivasi untuk hidup layak. Dan kelemahan dari metode ini yaitu, apabila guru tidak memiliki kemampuan melibatkan peserta didik dengan keterbukaan, saling mengerti dan penuh kehangatan maka siswa akan memunculkan sikap semu atau imitasi. Siswa akan bersikap menjadi sikap yang baik, sistem nilai yang dimiliki guru, siswa dan masyarakat yang kurang dapat mengganggu tercapainya target nilai yang akan di capai, sangat di pengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengajar terutama memerlukan kemampuan atau keterampilan bertanya tingkat tinggi yang mampu mengungkap dan menggali nilai yang ada dalam diri siswa; memerlukan kreatifitas guru dalam mengunakan media yang tersedia di langkungan terutama yang faktual sehingga menjadi dekat. Sedakan langkah-langkah dari metode ini ada 3 macam yang pertama kebebasan memilih (3 tahap) memilih secara bebas, memilih dari beberapa alternative, memilih setelah di lakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan timbul sebagai akibat pilihan. Kedua menghargai (2 tahap) adanya perasaan senang dan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya, sehingga nilai tersebut akan menjadi bagian integral dalam dirinya. Menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian integral dalam dirinya didepan umum. Dan terakhir ketiga berbuat (2 tahap) kemampuan dan kemampuan untuk mencoba melaksanakannya, mengulangi perilaku sesuai dengan nilai pilihannya. Building Moral Intelegence menurut Vernon menyebutkan 3 arti mengenai intelegensi, yang pertama berupa intelegensi adalah kapasitas bawaan yang diterima oleh anak dari orang tuanya melalui gen yang nantinya akan menentukan perkembangan mentalnya. Kedua istilah intelegensi mengacu pada pandai, cepat dalam bertindak, bagus dalam penalaran, serta efesien dalam aktifitas mental. Arti yang ke tiga dari inteligensi adalah umur mental dari suatu tes. Emotional intelelegence atau kecerdasan emosi merupakan kemampuan memahami perasaan orang lain, kemampuan motivasi diri sendiri dan kemampuan dalam mengelola emosi yang baik pada diri sendiri dan dalam hubunganya dengan orang lain. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan emotional intelegence yaitu bukan suatu kecerdasan warisan biologis, tetapi tumbuh dan berkembang melalui proses belajar seumur hidup yang dapat melalui pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang bersifat kongkrit dapat membangun kepribadian sesorang menjadi lebih baik. Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan pergaulan, tidak bersifat tetap dan dapat berubah setiap saat. Cara mengembangkan emotional intelegence melalui pendidikan berbasis karakter. Hal ini di dasarkan dari kerjas sama masyarakat dan negara. Dalam membuat keputusan bertanggung jawab akibat dari kesalahannya. Penerapan emotional intelegence dalam pembelajaran ada empat yaitu mengembangkan empati, mengajukan kejujuran integritas, menghargai privasi anak, dan mengajarkan berfikir keras. Jadi setiap ingin mengembangkan nilai moral anak, haruslah perlahan-lahan agar sesuai dengan keinginan yang di setujui. Sekian dari artikel saya semoga bermanfaat bagi yang membacanya dan terima kasih.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar