VCT
merupakan metode menanam nilai (values)
yang merujuk pada pendekatan nilai dengan cara sedemikian rupa sehingga peserta
didik memperoleh kejelasan/kemantapan nilai. Bahwasannya metode pembelajaran ini
dengan cara mengklasifikasi nilai Value
Clarification Techinique merupakan pengajaran untuk membentuk siswa dalam
mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu
persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam
diri siswa. Sehingga dalam meneliti nilai siswa haruslah seteliti mungkin. Ada
pun ke unggulan dan kelemahan dari metode ini yaitu dari segi keunggulan menurut
kokasih yang pertama, mampu membina dan menanamkan nilai dan moral pada ranah
internal side; mampu mengkalifikasikan/menggali dan mengungkapkan isi peran
materi yang di sampaikan selanjutnya akan memudahkan bagi guru untuk menyampaikan
makna pesan moral/nilai; mampu mengklasifikasikan nilai kualitas moral pada
orang lain dan memahami nilai moral yang ada dalam kehidupan nyata; mampu mengundang,
melibatkan, membina dan mengembangkan potensi diri siswa terutama mengembangkan
potensi sikap; mampu memberikan sejumlah pengalaman belajar dari berbagai
kehidupan; mampu menangkal, meniadakan, mengintervensi dan memadukan berbagai
nilai moral dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri siswa; memberi
gambaran nilai moral yang patut di terima dan menuntun serta memotivasi untuk
hidup layak. Dan kelemahan dari metode ini yaitu, apabila guru tidak memiliki
kemampuan melibatkan peserta didik dengan keterbukaan, saling mengerti dan
penuh kehangatan maka siswa akan memunculkan sikap semu atau imitasi. Siswa
akan bersikap menjadi sikap yang baik, sistem nilai yang dimiliki guru, siswa
dan masyarakat yang kurang dapat mengganggu tercapainya target nilai yang akan
di capai, sangat di pengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengajar terutama
memerlukan kemampuan atau keterampilan bertanya tingkat tinggi yang mampu
mengungkap dan menggali nilai yang ada dalam diri siswa; memerlukan kreatifitas
guru dalam mengunakan media yang tersedia di langkungan terutama yang faktual
sehingga menjadi dekat. Sedakan langkah-langkah dari metode ini ada 3 macam
yang pertama kebebasan memilih (3 tahap) memilih secara bebas, memilih dari
beberapa alternative, memilih setelah
di lakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan timbul sebagai akibat
pilihan. Kedua menghargai (2 tahap) adanya perasaan senang dan bangga dengan
nilai yang menjadi pilihannya, sehingga nilai tersebut akan menjadi bagian
integral dalam dirinya. Menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian integral
dalam dirinya didepan umum. Dan terakhir ketiga berbuat (2 tahap) kemampuan dan
kemampuan untuk mencoba melaksanakannya, mengulangi perilaku sesuai dengan
nilai pilihannya. Building Moral Intelegence
menurut Vernon menyebutkan 3 arti mengenai intelegensi, yang pertama berupa
intelegensi adalah kapasitas bawaan yang diterima oleh anak dari orang tuanya
melalui gen yang nantinya akan
menentukan perkembangan mentalnya. Kedua istilah intelegensi mengacu pada
pandai, cepat dalam bertindak, bagus dalam penalaran, serta efesien dalam
aktifitas mental. Arti yang ke tiga dari inteligensi adalah umur mental dari
suatu tes. Emotional intelelegence
atau kecerdasan emosi merupakan kemampuan memahami perasaan orang lain,
kemampuan motivasi diri sendiri dan kemampuan dalam mengelola emosi yang baik
pada diri sendiri dan dalam hubunganya dengan orang lain. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi perkembangan emotional
intelegence yaitu bukan suatu kecerdasan warisan biologis, tetapi tumbuh
dan berkembang melalui proses belajar seumur hidup yang dapat melalui
pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang bersifat kongkrit
dapat membangun kepribadian sesorang menjadi lebih baik. Kecerdasan emosional
sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan pergaulan, tidak bersifat tetap dan
dapat berubah setiap saat. Cara mengembangkan emotional intelegence melalui pendidikan berbasis karakter. Hal ini
di dasarkan dari kerjas sama masyarakat dan negara. Dalam membuat keputusan
bertanggung jawab akibat dari kesalahannya. Penerapan emotional intelegence dalam pembelajaran ada empat yaitu
mengembangkan empati, mengajukan kejujuran integritas, menghargai privasi anak,
dan mengajarkan berfikir keras. Jadi setiap ingin mengembangkan nilai moral
anak, haruslah perlahan-lahan agar sesuai dengan keinginan yang di setujui.
Sekian dari artikel saya semoga bermanfaat bagi yang membacanya dan terima
kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar