Pendekatan
waldorf adalah pendekatan menurut steiner menciptakan teori tentang
perkembangan anak terfokus pada raga, fisik yang di milikinya anak meniru orang
dewasa yang ada di sekolahnya untuk mempelajari atau mengenali tentang dunia
yang penting peode ini adalah eksplorasi fantasi dan khayalanya. Model
pendekatan waldrof bertujuan meningkakan lingkungan pembelajaran yang sehat,
tidak tergesa- gesa, sesuai dengan perkembangan anak usia dini. Ada pun teknik
pupet merupan salah satu alat peraga atau media pembelajaran yang dapat menjadi
alternative untuk meningkatkan kemampuan bercerita adalah mengunakan boneka
tangan. Dalam hand pupet atau permainan ini bermanfaat untuk mengekspresikan
emosi yang timbulkan pada pada diri setiap anak. Permainan mempunyai makna
penting terhadap perkembangan anak yaitu berupa yang pertama mengembangkan daya
khayal atau imajinasi pada anak dimana anak dapat berimajinasi sesuiai
keingginan dan kemampuanya, mengali kreatifitas anak yaiu setiap guru harus
mengeahui letak kreatifitas yang di milki setiap anak, melatih motorik kasar
anak untuk bergerak agar perkembangan motorik kasarnya berkembang sesuai dengan
tahapan umur pada anak, mengenalipersaan anak- anak kegiatan ini juga di bantu
oleh media seperti permainan dimana guru harus peka dan mengetahui betul
tentang persaan anak karena anak akan lebih mudah unuk di arahkan apabila guru
sudah memahami betul tentang perasaan pada diri anak. Selajutnya teknik drama
nilai penting permainan drama bagi perkembangan anak- anak dalam berfikir,
berbicara, membentuk hubungan, hal- hal dari perspektif orang lain, dan
mempelajari kemampuan sosial dan prososial menjadikanya teratas dalam kegiatan
kurikulumharian. Ada pun contoh cara penerapan bermain drama yang di lakukan
anak yaitu berupa yang pertama melakukan permainan simulative seorang diri di
mana melatih keberanian dan kercayaan dalam diri anak, memberikan peran atau
menerima peran yang di berikan yaitu mengajarkan pada anak untuk melatih
kemampuan pada diri anak melalui peran drama yang di berikan pada anak,
membutuhkan alat peraga terentu untuk melakukan permainan simulasi dalam hal
ini mebutukan suatu alat peraga yang dimana benar-benar sesuai dengan permainan
yang akan di perankan oleh anak, memerankan karakter dan tindakan terkait peran
yaitu melakukan suatu drama sesuai dengan karakter dan tindakan peran yang akan
di mainkan dalam drama tersebut, bisa berimajinasi dengan benda yaitu anak
dapat menguasai untuk berimajinasi melalui sebuah benda yang di berikan pada
anak. Teknik kura- kura yaitu suatu cara dimana mengajarkan tentang tahab-
tahab disuatu cara untuk mempermudah anak memahami setiap karate. Ada pun
langkah- langkah dalam teknik kura- kura sebagai berikut yaitu merespon isyara
kata kura- kura dengan menarik lengan, kaki, dari kepala hingga hingga
mendekati tubuh merupan suatu cara agar anak faham betul dengan teknik yang di
ajarkan, mengabungkan respon ini dengan relaksi mengajakan anak untuk dapat
mudah peka dalam hal segala respon yang di berikan oleh guru, mengunakan
pemecahan masalah anak- anak dengan teknik berfikir konsuekuensi dari berbagai
perilaku yang mungki nanti akan di gunakan dimana mengajarkan dalam
menyelsaikan masalah yang pada diri anak iu sendiri tanpa di bantu oleh orang
tua dan guru sehingga hanya mengarakannya saja jadi teknik- teknik disini
dimana kita mengajarkan untuk
mengembangkan segala kempuan yang di miliki oleh anak sehingga saat anak
bertambah umurnya perkembanganya sesuai dengan karakter yang di milkioleh setiap
anak. Sekian artikel saya terima kasih dan semoga bermanfaat bagi yang
membacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar