Setiap hari kita dapat melihat banyak benda di
sekeliling, mengenali dan kemudian mengendektifikasinya. Manusia mampu
mengenali objek yang familiar disekitarnya, hal-hal tersebut bisa dilakukan
karena manusia memiliki kemampuan yang disebut dengan pengenalan pola.
Pengenalan pola adalah komposisi kompleks dari stimulus sensori yang di ketahui
seseorang sebagai bagian dari objek. Pengenalan pola melibatkan interaksi
antara senasasi, presepsi, memori dan pencarian kognitif yang bertujuan untuk
untuk mengenali pola-pola tersebut. Ada beberapa pendekatan teori yang
menjelaskan tentang pengenalan pola visual yaitu teori gestalt, persepektif
kanonik, pemrosesan bottom-up versus pemrosesan top-down, pencocokan template.
Teori geon merupan sebuah alternatif untuk mengatasi kekakuan teori pencocokan
temple adalah sebuah pemrosesan informasi manusia memiliki sejumlah bentuk
geometric sederhana yang terbatas, yang dapat di aplisikan pada bentuk-bentuk
yang rumit. Analisis fitur merupakan sebuah pendekatan teori yang menyatakan
bahwa pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi.
Pergerakan mata dan pengenalan objek , sebuah pendekatan langsung dalam
analisis fitur adalah pengamatan terhadap pergerakan dan fiksasi mata.
Diasumsikan bahwa ketika anda memandang suatu fiturdalam pola tertentu dalam
jangka waktu yang relatif lama, anda memperoleh semakin banyak informasi di
bandingkan apabila anda hanya mengamati fitur itu sekilas. Percocokan prototype
lebih dari sekedar bentuk spesifik dari suatu template atau bahkan membentuk
beragam fituryang akan kita indektifikasi. Sebuah pola yang akan di inderakan
selanjutnya di bandingkan dengan protope dalam memori, jika ada kesamaan, maka
pola dapat di kenali. Abstraksi informasi visual, adalah tahab yang paling
tinggi, atau tahap yang lain mungkin akan mengunakan pencocokan prototype.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar