Manusia
merupakan mahkluk monodualis, yaitu mahkluk individu yang juga bisa di sebut
sebagai mahluk sosial. sebagai salah satu bentuk implikasi dariposisinya sebagai mahluk
monodualis adalah untuk memenuhi kebutuhanya sehari-hari dan untuk menyelsaikan
berbagai tugas kesehariaya masusia sangat membutuhkan orang lain. Kenyataan
tersebut menjadikan antara individu yang satu dengan lainya saling berinteraksi
dalam memenuhi keutuhan dalam hidupnya setiap harinya. yang di mana sering kita
sebut dengan sosialisasi yaitu proses interaksi saat dengan orang lain.
Dapat
kita katakan juga kemampuan setiap orang individu dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya berbeda-beda. Tetapi juga tidak semua orang dapat berinteraksi dengan
baik dengan lingkunganya dengan optimal. kemampuan orang dalam berinteraksi
berkembang tidaknya itu karena dipengaruhi oleh aspek sosialnya yang terlambat,
hal ini juga dapat di alami oleh anak usia dini. setiap orang tua harus
membiasakan anakya untuk bersolisasi agar bisa terbiasa saat ia dewasa nanti,
karena hanya dengan bersosilisasi seorang anak dapat mengejar cita-citanya
dengan baik.
Salah
satu penyebab ketidak mampuan anak usia dini dalam bersolisasi adalah anak
mengalami ganguan pada perilku sosialnya. Salah satu penyebab yang dapat sering
di temui yaitu ada tiga :
1. Ketidakpatuhan
merupakan
lawan dari kata patuh yang berasal dari kata patuh. yang di temukan pada kamus
besar bahasa Indonesia yang dapat diartikan juga sebagai kata taat, suka
menurut, dan disiplin. Dengan demikian, ketidakpatuhan dapat diartikan sebagai
sikap tidak taat dan tidak menurut pada orang lain, dalam hal ini pada orang
tua atau pendidik PAUD. Banyak anak usia dini yang menampilkan perilaku tidak
patuhan pada orang tua dan pada guru di sekolah. Ketidak mampuan terlihat saat
anak berumur 2 sampai 3 tahun. karena anak jika umur 3 sampai 5 tahun sudah
memilki rasa inggin tahu akan siapa dirinya. Kepatuhan pada anak usia dini
dapat mempermudah orang tua atau pendidik PAUD dalam mendidik mereka. jadi saat
anak tidak patuh nantinya dapat menyulitkan orang tua atau pun pendidik.
2. Temper
Tantrum
Kata
temper berasal dari bahasa inggris yang berarti mudah marah, sedangkan tantrum
berarti marah. Anak yang temper tantrum memilki kelemahan dalam mengendalikan
emosinya, dan meluapkan dalam bentuk kemarahan secara berlebihan. Saat marah,
dia dapat berguling-guling di lantai, memukul-mukulkan kepalanya di tembok atau
memukuli tembok, meja, dan lainya. Anak temper tantrum memang sering membuat
orang-orang disekitarnya terpicu emosinya akibat ulah dari kemarahan berlebihan yang dilakukan. jadi anak temper tantrum
sangat mudah untuk marah dimana pun ia berada.
3. Perilaku
Agresif
Merupakan
kata sifat yang berasal dari kata agresi. Pada dasarnya perilaku agresif adalah
suatu perbuatan, baik di sengaja maupun tidak di sengaja yang di tunjukkan
untuk menyerang pihak lain, baik secara fisik maupun secara fisik maupun secara
verbal. sikap agresif di temukan pada anak pada saat umur dua tahun ke atas. Dan
biasanya anak agersif mudah menirukan hal yang di liat seperti di televisi jadi untuk orang tua harus hati-hati dan
memperhatikan kegiatan sehari-hari pada anak.
Itu
lah beberapa prilaku yang harus di ketahui oleh orang tua dan pendidik agar
pertumbuhan sosial anak dapat berkembang dengan baik, hingga anak tumbuh dewasa
kelak nanti. Terutama pada hal-hal yang dilakukan kesaharian anak harus
benar-benar di perhatikan demi keamanan dalam proses perkembangannya. Sekian
artikel saya, semoga bermanfaat bagi yang membacanya dan terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar