Kompetensi
sosial emosional adalah kemampuan anak untuk mengenal orang lain serta
lingkungan sekitar dengan melibatkan emosi yang dimilikinya. Perkembangan
sosial anak di mulai dari sifat egoistrik, individual,dan kearah interaktif
komunal. Tetapi selanjutnya anak mulai berinteraksi dengan anak lain, mulai
bermain bersama. Perkembangan sosial meliputi dua aspek penting yaitu
kompetensi sosial dan tangung jawab sosial. Emosi merupakan persaan yang melibatkan
perpaduan antara gejolak fisiologi dan perilaku yang terlihat. Kemampuan sosio
emosional yang harus di kuasai anak usia 3-4 tahun adalah anak dapat
mengespresikan wajah saat sedih, marah, takut, dan sebagainya, bisa menjadi
pendengar dan pembicaraan yang baik , membereskan mainan setelah selsai
bermain. Kemampuan yang ingin di capai dalam aspek sosioemosional adalah
kemampuan mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peran masyarakat dan lain
sebagainya. Menurut children resources internasional ketrampilan sosial dan
emosoional anak usia 3-4 tahun yaitu sebagai berikut : memilih teman bermain,
memulai interaksi sosial dengan anak lain, berbagi mainan atau makanan, meminta
izin untuk memakai benda orang lain, menikmati kedekatan sementara dengan salah
satu teman, menunjukkan kebangaan terhadap keberhasilanya, dapat membuat
sesuatu karena imajinasi dominan dan lain- lain. Tetapi bila menurut auerbach
keterampilan anak usia 4 tahun tentang perilaku sosial emosional yaitu agresif
tidak terkontrol, mulai menyukai orang tua dari lawan jenis, bahasa tambahan
saat marah, mengolok-ngolok, merayu jika tidak mendapatkan apa yang di inginkan
merasa mandiri dan seringkali menegaskanya, menyombongkan ayah dan lain-lain
sebagainya. Sebagaimana cirri yang dilakukannya belajar adalah perubahan, baik
perubahan dalam pengetahuan, kecakapan maupun tingkah laku menuju tercapainya
tujuan pendidikan yang di cita-citakan bersama. Dalam proses mengajar baik guru
maupun murid mengiginkan hasil yang terbaik. Adanya pengaruh dari diri siswa
merupakan hal yang wajar dan logis. Sebab belajar pada hakekatnya adalah
perubahan tingkah laku individu yang di minati. Oleh karena itu siswa harus
merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berpretasi , dari segala
usaha yang di raih tau di capainya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar pada anak usia dini yaitu:
a. a. Faktor
internal
Faktor
yang mempengaruhi disini adalah semua faktor yang ada pada diri pribadi siswa,
baik yang berhubungan fisik atau psikis. aspek psikis antara lain adalah
pembawaan, keadaan emosi, kemauan. Sedangkan aspek fisik beruka keadaan alat
indra, kesehatan, jasmani, dan tubuh. Demikianlah faktor intern yang
mempengaruhi prestasi belajar dengan berbagai aspek yang ada. Hal seperti ini
butuh perlu mendapatkan banyak perhatian untuk semua pendidik tau orag tua pada
murid agar faktor dapat saling berhungan dengan proses belajar pada murid atau
anak.
b. b. Faktor
eksternal
Di
samping faktor internal dengan seperti yang di jelaskan di atas, faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar anak adalah faktor eklsternal. Faktor ini berupa
keadaan dan situasi yang terdapat pada diri pribadi anak. Ada pun faktor ini
terdiri dari faktor lingkungan sekolah, dan lingkungan pada masyrakat.
Masaysrakat yang berpengetahuan kurang cukup baik, akan sangat berpengaruh pada
diri anak dalam proses segala perkembangan yang berhubungan pada lingkunganya
demikian faktor eksternal dengan berbagai aspek yang berperan dalam kegiatan
tau proses belajar anak.
Berdasarkan
dari uraian di atas, dapat menjelaskan pada kita bahwa dalam melasaknakan
pendidikan harus memperhatikan kondisi fisik, kondisi psikis dan faktor lain
yang terlibat dalam proses keberhasilan belajar anak. Jadi antara guru , orang
tua dan masayarakat harus saling berkerjasama agar kompetensi dan prestasi pada
anak berjalan dengan baik hingga pada perkembangan selanjutnya saat ia berganti
kelas mau pun sekolah bisa berjalan dengan baik juga. Sekian artikel saya
terimakasih dan semoga bermanfaat bagi yang membacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar